Thursday, 24 January 2013

Individu, Keluarga, dan Masyarakat


Individu adalah bagian terkecil dalam Negara, dengan kata individu itu seorang atau diri kita masing – masing.

Keluarga adalah sebagian kecil lainnya setelah individu, dapa diartikan keluarga adalah kumpulan dari beberapa orang individu. Secara sederhana keluarga sebenarnya terdiri dari ayah, ibu, dan anak tetapi keluarga dapat diartikan lain. Keluarga dapat berarti suatu yang terikat seperti sebuah organisasi atau lainnya.

Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang memiliki norma-norma, tatanan kehidupan, adat istiadat yang sama-sama ditaati dalam lingkungannya. Tatanan kehidupan, norma-norma yang mereka miliki yang  menjadi unsur kehidupan sosial dalam lingkungan mereka. Dalam pertumbuhan dan perkembangan suatu masyarakat, dapat di golongkan menjadi masyarakat sederhana dan masyarakat maju. Dengan kata lain masyarakat merupakan sebuah kelompok yang di dalamnya terdapat banyak individu – individu yang berkumpul dalam suatu lingkup cukup yang besar. Contoh sederhana dalam kehidupan bermasyarakat bisa kita lihat dalam lingkup RT, RW, dan masih banyak lagi contoh yang dapat di ambil dalam ruang lingkup masyarakat.

Intinya Individu, keluarga, dan masyarakat saling berhubungan karena semua itu saling terikat, dimana individu membentuk suatu keluarga dan beberapa keluarga membuat lingkup besar berupa masyarakat

Masyarakat dan Kebudayaan


Masyarakat dan kebudayaan seperti dua sisi uang koin yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain, karena budaya berasal dari masyarakat dan masyarakat selalu berpegang teguh terhadap budaya tersebut. Budaya setiap daerah akan selalu berbeda dengan daerah lainnya karena harus menyesuaikan dengan adat istiadat dan kebiasaan penduduk setempat.

Budaya bisa berupa pakaian, makanan, tarian dan setiap karya manusia bisa disebut budaya. Supaya budaya itu tetap ada, maka penduduk dan masyarakat di daerah tersebut harus melestarikannya dan menjaganya karena budaya akan menjadi ciri khas atau identitas suatu masyarakat dan negara. Misal, suku Bali selalu melestarikan dan mewarikan budaya tari bali sebut saja tari kecak ke anak-anak mereka.

Ketika anak kecil di Bali menginjakan bangku dasar, orang tua menganjurkan anaknya untuk belajar menari dan bermain gamelan. Hal itu akan dilakukan anak itu ketika ia dewasa kepada anak mereka dan seterusnya sehingga budaya terus terjaga.

Jika kita tidak menjaga budaya, maka akan ada suku atau negara lain yang mengakui bahkan mencuri kebudayaan tersebut. Disitulah peran pemerintah untuk mematenkan budaya tersebut di UNESCO. Saat ini ada beberapa budaya Indonesia yang telah diakui badan PBB itu seperti batik, keris dan reog.

Kebudayaan juga mewakili peradaban suatu bangsa dan peradaban itu akan selalu berubah seiring perkembangan jaman.

Tuesday, 22 January 2013

Prasangka, Diskriminasi, Dan Entrosentrisme


Salah satu permasalah terbesar negara yang memiliki beraneka ragam suku dan budaya adalah diskriminasi termasuk Indonesia. Diskriminasi bisa bermakna mendeskriditkan suatu suku, ras atau agama tertentu (SARA). Di Indonesia pernah terjadi kasus berdarah Ambon yang bermotif agama antara Islam dan Kristen dan kasus berdarah Sampit yang bermotif suku antara Dayak dan Madura.

Tak hanya Indonesia, negara adi kuasa AS pun masih memiliki permasalahan Ras yang didasari perbedaan warna kulit. Banyak warga mayoritas AS yang berkulit putih memojokan warga yang berkulit hitam seperti kasus penembakan aktivis kulit hitam AS pada 1960 yaitu Marthin Luther King dan Malcolm X.

Salah satu faktor pemicu adanya diskriminasi adalah prasangka dan entrosentrisme atau mengunggulkan suatu kelompok atau ide tertentu. Padahal, kita sesama manusia memiliki derajat dan martabat yang sama dan jelas entrosentrisme tidak akan membawa kita atau suatu negara kepada kejayaan bahkan kesuraman. Lihat saja ! Adolf Hitler yang mengagungkan ras Arya dan menggerakan militer Jerman untuk menginvasi negara-negara Eropa sehingga terjadi perang dunia ke-2.

Kegilaan third reich julukan hitler tak sampai disitu, ia bahkan memerintahkan penghabisan, pemusnahan, pembunuhan semua orang yahudi di negara jajahan Jerman termasuk lansia dan anak-anak. Pembunuhan terorganisir atau genosida itu menyebabkan enam juta jiwa melayang dari Yahun belum puluhan juta jiwa dari korban dunia ke-2. Semua masalah itu berakar dari entrosentrisme terhadap arya.

Apakah entrosentrisme sepadan dengan puluhan jiwa yang melayang, anak yang ditinggal orang tuanya, Tentu tidak !.

Serbuk kecil dari diskriminasi adalah prasangka, prasangka buruk terhadap tetangga, teman sekitar, rekan kerja. Padahal, prasangka itu belum benar adanya. Karena itu kita harus berpikiran positif untuk melalui ini semua, tidak ada yang hebat atau lebih agung kecuali kekuatan Allah.

Agama Dan Masyarakat


Agama adalah bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan. Agama mengatur segala hal dari yang bersifat pribadi, masyarakat bahkan negara. Unsur-unsur agama juga digunakan dalan hidup bermasyarakat, jika dalam ajaran Islam, perayaan untuk kelahiran anak dikenal dengan Aqiqah hingga kematian seperti tahlilan 7 hari dan 40 hari. Dalam ajaran hindu dan kristen pun ada, aturan dan tradisi yang diterapkap umatnya.

Namun, ingat, kita hidup bermasyarakat dan dalam masyarakat itu tidak hanya ada satu agama mengingat negara Indonesia mengakui adanya lima agama. Jangan sampai ajaran dalam satu agama menghalangi, menghina dan mengganggu agama lainnya. Kita harus hidup harmonis satu sama lain. Bukankah, setiap agama itu mengajarkan kebenaran dan biarlah setiap orang memeluk dan mempercayai keyakinannya sendiri.

Hal itu diperkuat dengan UUD 1945 pasal 29 ayat 2 yang intinya Negara memberi kebebasan kepada warganya untuk memeluk dan menyakini kepercayaannya dan Indonesia bukanlah negara yang memegang agama sebagai landasan negaranya seperti Iran.

Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Dan Kemiskinan


Saat ini negara yang hebat dan adi kuasa bisa dilihat dari teknologi yang mutakhir seperti AS, Jepang dan Jerman. Kunci dari teknologi yang canggih adalah ilmu pengetahuan atau pendidikan. Pendidikan yang bermutu dan berkualitas adalah sesuatu yang wajib yang harus dimiliki setiap orang. Semakin tinggi tingkat pendidikan suatu negara maka kekuatan ekonomi dan teknologinya semakin kuat.

Disinilah letak peran pemerintah untuk meningkat kualitas SDM Indonesia melalui pendidikan seperti mendirikan sekolah, mengratiskan semua biaya masuk sekolah, menaikan gaji guru dan dosen serta memberikan dana penelitian yang terbatas. Tentunya, negara adi kuasa AS telah melalui tahap ini sebelumnya dan lihatlah negara paman sam sekarang. AS menjadi kiblat mahasiswa atau orang yang ingin melanjutkan studinya.

Sebaliknya negara yang memiliki warga negara dengan tingkat pendidikan yang rendah atau bodoh cenderung miskin seperti di negara-negara Afrika. Hingga abad 21, banyak negara-negara di Afrika yang miskin, miskin harta dan pendidikan. Banyak negara-negara di Afrika yang masih berkutat dengan permasalahan politik negara seperti pemberontakan dan kudeta negara seperti Somalia dan Mali. Kondisi negara yang tidak kondusif, tentunya akan menghambat peningkatan taraf hidup orang banyak termasuk pendidikan.

Masyarakat Pedesaan Dan Perkotaan


Apa bedanya hidup di pedesaan dan perkotaan ? Hidup di kampung, masyarakatnya lebih bermasyarakat, saling membantu, tolong menolong dan tidak bisa kita cuek. Suasananya juga masih asri, ada sawah, sungai yang jernih, tenang, bebas polusi dan jauh dari keramaian. Ngga enaknya, jauh dari mall-mall, akses sulit, dll.

Hidup di kota, masyarakatnya jauh lebih bebas, cuek dan memikirkan diri mereka sendiri walaupun masih ada masyarakat kota yang memiliki karakteristik pedesaan seperti saling tolong menolong. Enaknya hidup di kota, tentu lebih banyak akses yang bisa didapatkan, dekat mall-mall, rumah sakit, tempat wisata. Ngga enaknya, macet, banyak polusi, tingkat kejahatan yang tinggi dan yang terbaru banjir.

Hayooo pilih mana mau tinggal di desa atau kota?

Pelapisan Sosial Dan Kesamaan Derajat


Ketika seorang bayi terlahir di dunia, mereka sudah mendapatkan status sosial. Dulu stasus sosial diberikan berdasarkan asal usul orang tua mereka, contoh di India memiliki empat lapisan sosial yang masih dipegang erat hingga sekarang (kasta) yaitu brahmana, ksatria, waisya dan sudra. Saat ini status sosial ditentukan lebih berdasarkan harta dan penghasilan seseorang. Karenanya ada pembagian kelas antara orang kaya dan orang miskin.

Orang miskin hidup dengan kesusahan dan orang kaya hidup dengan bergelimang harta. Menurut UUD 1945, semua masyarakat memiliki derajat dan perlakuan hukum yang sama. Jika ada orang miskin dan kaya melakukan tindak kejahatan, mereka harus mendapatkan hukuman yang sesuai dengan peraturan yang berlaku. Itulah kesamaan derajat di mata hukum, jadi tidak ada orang yang main hukum sendiri.

Sayangnya, kenyataan yang ada tidak demikian adanya, pencuri ayam dihukum 5 tahun penjara sedangkan pejabat yang sudah enak memakan uang rakyat atau korupsi dihukum juga 5 tahun bahkan ada yang dua tahun sudah bebas. Padahal dosa korupsi tentunya lebih berat ketimbang mencuri ayam.

Warga Negara Dan Negara


Sebagai warga negara yang baik, kita harus mengikuti segala peraturan dan undang-undang yang telah ditetapkan pemerintah seperti membayar pajak, mematuhi rambu lalu lintas, tidak main hukum sendiri bahkan siap perang jika kedaulatan Indonesia terkoyak dan masih banyak lagi contoh atau perbuatan yang mencerminkan warga negara yang baik.

Sebaliknya negara yang diwakilkan pemerintah harus mendengarkan segala permasalahan rakyat, bukan hanya mendengar tetapi mencarikan solusi dan mengimplementasikannya sehingga tercipta hubungan yang harmonis antara dua elemen itu. Misal, jika masyarakat taat membayar pajak, maka masyarakat berhak mendapatkan apa yang diinginkannya seperti ketersediaan infrastruktur yang baik, sekolah-sekolah, air minum yang bersih.

Ironisnya, banyak pejabat atau dewan perwakilan rakyat yang tidak mencerminkan seorang warga negara yang baik seperti ada anggota dewan DPR dan pejebat pemerintah yang terlibat korupsi. Padahal, tindak tanduk mereka akan selalu dilihat dan menjadi contoh oleh masyarakat. Solusinya, Indonesia membutuhkan pemimpin yang kuat, tegas, adil dan jujur.

Pemuda Dan Sosialisasi


Sebagai seorang pemuda yang akan menjadi penerus bangsa kita harus bersosialiasi terhadap sesama dengan cara yang baik dan menghormati satu sama lain. Kita juga harus pintar bersosialisasi atau mencari teman karena tidak semua teman memberikan contoh yang baik.

Semakin banyak kita bersosialisasi maka akan semakin banyak pengalaman, wawasan dan sudut pandang yang kita dapat. Hal itu membantu kita ketika sudah dewasa dalam memecahkan suatu masalah.

Untuk mewujudkan itu, kita harus mencari tempat bersosialiasi yang menunjang ide dan kreativitas kita seperti kegiatan ekstrakulikuler kampus. Orang tua tetap memegang peranan besar untuk mengawasi pergaulan anak mereka.

Ilmu Sosial Dasar


Ilmu sosial dasar adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari masalah - masalah sosial yang timbul dan berkembang, khususnya masyarakat indonesia. Untuk mempelajari dan memecahkan masalah masalah yang sering terjadi di Indonesia, dikumpulkannya konsep, teori, dan fakta - fakta yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan keahlian ilmu sosial (seperti Sosiologi, Geografi Sosial, Antropologi Sosial, Ilmu Kewarganegaraan, Ilmu Politik, Ekonomi, Psikologi, dan masih banyak lagi)

Tujuan Memelajari Ilmu Sosial Dasar

Membantu menambah wawasan pengetahuan umum dan dasar tentang konsep-konsep yang dikembangkan.
Membantu membangun kepribadian, khususnya berkenaan dengan sikap dan tingkah laku dalam berinteraksi dengan orang lain.
meningkatkan daya tanggap, persepsi, dan penalaran dalam menanggapi masalah atau gejala - gejala sosial yang timbul.

Faktor Masalah yang timbul dalam Masyarakat

Masalah sosial timbul akibat adanya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya.

masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 jenis faktor, yakni antara lain :
Faktor Ekonomi, contoh : kemiskinan, penganguran, dan lain lain.
Faktor Budaya, contoh : Perceraian, kenakalan remaja, dan lain lain.
Faktor Biologis, contoh : Penyakit menular, keracunan makanan, dan sebagainya.
Faktor Psikologis, contoh : Penyakit saraf, aliran sesat, dan sebagainya.